JEMBER - Nasib tragis dialami Arek-arek Persebaya Surabaya. Meladeni tantangan tuan rumah Persid Jember dalam laga lanjutan matchday ketujuh di Stadion Notohadinegoro Kreongan, Jember, kemarin, Persebaya dipaksa mengakui keperkasaan tuan rumah.
Meski lebih mendominasi jalannya pertandingan, pasukan Freddy Muli itu harus menerima kenyataan pahit setelah kalah tipis 0-1 (0-1) dari tim berjuluk Macan Sangar tersebut.
Gol tunggal Persid dibukukan oleh pemain belakangnya, Slamet Sampurno, ketika pertarungan tengah berjalan 20 menit. Slamet memanfaatkan tendangan bebas yang dilakukan oleh bek sayap Rendy Siregar dari rusuk kiri pertahanan Persebaya. Bola lambung itu langsung diceploskan dengan kepalanya, ketika dia berdiri tanpa kawalan sekitar 5 meter di depan tiang jauh Ngadiono.
Mantan kiper Persija itu terlihat keluar dari sarangnya di posisi tengah untuk meninju bola, namun luput. Sementara pemain belakang lainnya hanya bisa melongo. Nah, itulah satu-satunya peluang berbahaya milik Persid yang tercipta dan akhirnya membuahkan gol. Selebihnya, menjadi milik Bejo Sugiantoro dkk. Hanya, ketumpulan skuad Green Force dalam penyelesaian akhir masih menjadi problem yang belum mampu dipecahkan Freddy.
"Evaluasi kekalahan itu tadi karena anak-anak lengah dalam koordinasi. Apalagi dengan kondisi lapangan yang permukaannya tidak rata, pemain kami serba bermain ekstra hati-hati. Jadi kami kesulitan untuk membalas ketinggalan meski lebih mendominasi dalam melakukan serangan," terang Freddy.
Mantan pelatih Persid dan Persik itu boleh berdalih. Namun, sejatinya materi pemain Green Force yang selevel tim-tim Divisi Utama dan lebih mengilap, justru terlihat kalah spirit dengan pemain yang diarsiteki Santoso Pribadi itu. Kekalahan ini sekaligus mengingatkan kekalahan Persebaya sebelumnya dari Persis (15/3) lalu.
Tertinggal lebih dulu, mereka gagal menyamakan kedudukan. ``Anak-anak masih ada waktu menjelang laga terakhir melawan Persipro di Probolinggo, Minggu (30/4) nanti. Apalagi Mojokerto Putra bisa mencuri poin di sana (Persipro)," imbuh Freddy.
Sementara itu, Santoso mengakui keunggulan ini berkat motivasi anak asuhnya yang meningkat saat menghadapi tim besar sekelas Persebaya. Karena pada dua laga home sebelumnya, mereka hanya berbagi angka dengan Persis 0-0 dan menang 2-0 atas Persiba.
Dengan hasil ini, ambisi Persebaya menjaga jarak klasemen sementara Grup III, belum terealisasi. Sebab, pada waktu bersamaan, runner-up sementara Persis menang 2-0 atas tamunya Persedikab Kab Kediri di Stadion Manahan Solo. Persebaya dan Persis sama-sama mengantongi 15 poin. Bedanya, agregat gol Persebaya lebih subur surplus delapan gol. (sep)
Sumber: JawaposAkibat dukungan kreatif arek-arek Bonek yang berlebihan ketika menonton pertandingan Persedikab vs Persebaya di Stadion Canda Bhirawa, Rabu (5/4) kemarin, Persebaya terancam Sanksi...
berita
Jawa Pos Jum'at 07 April 2006.
Terancam SanksiDi tengah optimisme menjadi juara paro musim, kubu Persebaya kini dihinggapi keresahan. Yakni ancaman sanksi dari PSSI terkait ulah suporternya yang memasuki lapangan pada laga lawan Persedikab Kediri di Stadion Canda Bhirawa, Pare, Kediri, Rabu (5/4) lalu.
Menurut Asisten Manajer Persebaya Soebodro, apa yang dilakukan Bonek itu masuk dalam kategori pelanggaran sesuai manual BLI (Badan Liga Indonesia). Apalagi kalau sampai pertandingan terhenti lantaran suporter yang masuk lapangan, Komdis (Komisi Disiplin) PSSI bisa memberikan hukuman kepada tim tamu.
"Ini tergantung dari laporan Pengawas Pertandingan (PP). Entah nanti lebih memberatkan panpel tuan rumah yang tidak bisa mengantisipasi membludaknya penonton atau suporter Persebaya yang masuk lapangan. Karena kedua-duanya adalah fakta," ungkap Bodem, sapaan akrab Soebodro. (sep)