Mau cari apalagi? klik:
IndonesiaTopics.Com |
R2Photography |
IndonesiaTopics.com |
Lirik Lagu Top Indonesia |
Cari Kerja (SeekJob.Asia) |
Cari Kerja bidang IT (SeekJobsIT.Com) |
Ketahanan Fisik dan Bobot Turun
written by Syahrani AR on Tuesday, October 26, 2004 at 8:32 PM
SURABAYA - Kekhawatiran masalah kebugaran fisik yang dihadapi Persebaya pascajeda puasa akhirnya benar-benar terjadi. Dalam sesi latihan perdana mulai pukul 19.00 WIB tadi malam, kondisi fisik Mursyid Effendi dkk terlihat banyak mengalami penurunan.
Disaksikan sekitar 100 penonton, Mursyid dkk memulai latihan dengan pemanasan. Mereka dipimpin oleh asisten pelatih Stefano Cugurra, Ibnu Grahan dan Kasiyanto. Setelah itu, pemain diinstruksikan melakukan seri gerakan dasar, kontrol, heading, dan passing.
Nah, saat menjalani seri menu itulah, fisik pemain Green Force tampak menurun. Aliran napas mereka tidak teratur. Pemain kelihatan sedikit tersengal-sengal. Kondisi itu semakin kelihatan ketika pemain mamsuki sesi game.
Dibagi dua tim, bermain hanya setengah lapangan saja, mereka sudah kelihatan kepayahan. Baru 10 menit menjalani game, mayoritas sudah lari ke pinggir lapangan untuk menenggak air mineral. Memulai kembali game, sekitar sepuluh menit kemudian, mereka lagi-lagi ke pinggir lapangan untuk minum.
Kenapa bisa begitu? Jawaban atas penurunan fisik tersebut, salah satunya dinyatakan oleh striker Gendut Doni Kristiawan. "Latihan malam hari atau sore hari sebenarnya tidak menjadi masalah. Hanya saja karena tidak lama latihan secara terprogram, fisik kami agak lemah hari ini," kata mantan pemain Persikota tersebut.
Kondisi yang terjadi di lapangan tersebut, adalah bukti dari peringatan asisten pelatih Ibnu Grahan beberapa waktu lalu. Bahwa akibat libur bulan puasa, sekitar 30 persen saja kondisi fisik pemain yang akan tersisa. "Tapi saya yakin, dengan kemauan, kerja keras, dan kerjasama semua komponen tim, kondisi puncak bisa kami raih ketika menjalani pertandingan resmi nanti," yakin Ibnu.
Keyakinan bakal tercapainya kondisi fisik ideal, dilanjutkan Ibnu, didukung berat badan pemain yang stabil meski libur panjang. "Hanya Anang Ma’ruf dan Andri Budiyanto yang mengalami penurunan berat badan cukup signifikan," kata Ibnu."Anang turun 2 kg, dan Gepeng 3 kg. Menurut mereka, penurunan berat badan ini disebabkan pekan awal builan puasa mereka kesulitan melakukan adaptasi puasa," beber Ibnu.
Sementara itu, kekhawatiran bakal banyaknya pemain terlambat datang ternyata tidak terbukti. Dari 24 pemain yang dimiliki Persebaya, 21 di antaranya hadir. Hanya Khairil "Pace" Anwar yang absen. Kurniawan Dwi Julianto dan Hendro Kartiko sedang menjalani TC Timnas di Jakarta.
Hadiah Rp 1 Miliar buat Pemain
Sikap disiplin yang ditunjukkan Mursyid dkk kemarin membuat manajer tim Saleh Mukadar tersenyum lebar. "Ini adalah awal yang baik untuk mengejar kemenangan dalam empat sisa laga. Pemain sudah menunjukkan itikad baik untuk bekerja secara profesional," kata Saleh tadi malam.
Untuk memompa semangat pemainnya, pria bertubuh subur tersebut berjanji akan memberikan semua hadiah uang yang didapat Persebaya musim ini kepada pemain. "Jika Persebaya juara, saya hanya mau pialanya saja. Hadiah uang yang mencapai Rp 1 miliar itu, semua biar diambil pemain, biar mereka bagi sendiri," lanjut Saleh.
Sebaliknya, pada Pace yang kemarin belum bergabung latihan. Saleh mengancam akan memberikan hukuman padanya. "Tidak ada alasan, pokoknya dia telah terlambat datang ke Surabaya. Dan sanksi potong gaji akan kami kenakan," tegasnya.(ang)
Sumber: Jawapos
Jangan Coba-Coba Mangkir!
written by Syahrani AR on Monday, October 25, 2004 at 9:26 PM
Jelang Latihan Perdana Nanti Malam
SURABAYA - Diduga, tindak indisipliner pemain bakal terjadi dalam latihan perdana Green Force Persebaya nanti malam. Tim pelatih dan manajemen telah memutuskan latihan dimulai sekitar pukul 19.00 WIB. Setelah berbuka puasa.
Dugaan itu merebak karena sampai kemarin petang belum ada seorang pemain pun yang masuk Mes Persebaya, di Jalan Karanggayam. Wartawan koran ini kemarin berada di mes sampai pukul 17.30 WIB. "Kosong mas, belum satu pun pemain yang datang," kata seorang satpam mes Persebaya kemarin.
Bagi pemain yang rumahnya di Surabaya dan sekitarnya, memang tidak perlu menginap di mes. Yang penting, mereka datang tepat waktu dalam latihan. Namun, sekitar 50 persen pasukan Persebaya tinggal di luar kota. Antara lain Yeyen Tumena dan May Rahman (Jakarta), Christian Carasco dan Leonardo Guterez (berlibur di Bali).
"Pemain yang mangkir dalam latihan perdana, kami tidak akan segan-segan memotong gaji mereka," tegas manajer tim Saleh Mukadar tadi malam. "Bukan hanya yang tidak ikut latihan, yang datang terlambat latihan juga akan kami potong gajinya," tambahnya.
Mengapa kali ini manajemen Persebaya begitu tegas dalam penegakan disiplin? "Bukan kali ini saja. Ini mekanisme yang telah lama kami tegakkan. Pemain dan manajemen telah sepakat memotong gaji pemain yang indisipliner," beber Saleh.
Jumlahnya? "Tidak bisa saya sebutkan. Yang jelas telah ada kesepakatan saya dengan pemain dalam masalah ini," kata Saleh.
Ketika kompetisi memasuki episode menentukan (sisa empat laga), Saleh menuntut profesionalisme pemain. Mereka harus siap bekerja keras dan memberikan prestasi terbaik bagi Persebaya. Jika latihan saja malas, bisa-bisa ketika kompetisi kembali bergulir (27/11), kondisi fisik mereka masih under.
Padahal Persebaya harus meraih poin maksimal dalam empat sisa laganya. Hanya dengan cara itu Persebaya membuka peluang untuk tetap di puncak klasemen. Sekali saja terpeleset, maka PSM Makassar, PSS Sleman, dan Persija Jakarta langsung menggusur.
"Bukan hanya pemain, pelatih pun (Jacksen, Red.) kalau terlambat juga dipotong gajinya," lanjutnya. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pelatih asal Brazil itu pulang kampung. Rencananya dia tiba di Surabaya 30 Oktober. Kalau datangnya sesudah 30 Oktober, gaji Jacksen kena potong.
Menurut asisten pelatih Ibnu Grahan, sesi latihan nanti malam difokuskan pada pembenahan fisik. "Ini berjalan seminggu. Baru awal November memasuki tahap taktik dan strategi. Khususnya menghadapi away ke kandang Semen Padang dan Persita," jelas Ibnu kemarin.
Mantan bintang Persebaya era 80-an menjelaskan, pemulihan kondisi fisik pemain cukup sulit. Menurut dia, setelah libur puasa dua pekan ini, rata-rata fisik pemain tersisa sekitar 30 persen.
"Latihan di bulan puasa sangat sulit berjalan optimal. Sehari hanya satu sesi latihan, itu pun malam. Mau tidak mau, fisik pemain lebih lemah dari biasanya. Maka, semua komponen tim harus berjuang keras untuk mengatasinya," ingat Ibnu. (ang)
Sumber: Jawapos
Dibayangi Masalah Fisik
written by Syahrani AR on Thursday, October 21, 2004 at 3:50 PM
Di Empat Laga Sisa
SURABAYA - Empat hari lagi tepatnya Senin (25/10) depan, Persebaya akan memulai latihan perdananya di bulan puasa 1425 H ini. Setelah libur selama dua pekan, Mursyid Effendi dkk akan kembali memusatkan perhatian dan energi mereka untuk mengembalikan kondisi fisik dan performa terbaik menjelang bergulirnya kompetisi Liga Bank Mandiri (LBM) 2004.
Nah, ditengah waktu yang semakin mepet tersebut, masalah menghadang Green Force. Pelatih fisik Stefano Cugurra memprediksi bakal mengalami kesulitan untuk mengembalikan kondisi fisik pemain pada tingkat terbaik.
"Baru musim ini saya melatih tim di Indonesia, baru kali pertama juga bagi saya bertugas mempersiapkan tim yang pemain-pemainnya sedang menjalankan ibadah puasa," kata Teco -sapaan akrab Stefano Cugurra- kemarin.
Dijelaskan, pelatih fisik yang pernah menangani tim U-17 Brescia (kontestan Liga Seri A Italia) tersebut, awal musim lalu sebenarnya dia telah memberikan porsi latihan bersamaan dengan bulan puasa. Arsitek Jacksen F. Tiago, juga telah meninggalkan program latihan yang harus diberikan pada Mursyid dkk sebelum dia bertolak ke Brazil, negara asalnya, beberapa waktu lalu.
"Tapi kondisi awal musim lalu berbeda dengan sekarang, pemain kala itu masih fresh dari segi mental dan fisik. Sekarang usai pemain menjalani jadwal pertandingan yang begitu ketat, masalahnya berbeda," ungkap pria yang mengaku belum bisa menyesuaikan diri dengan masakan Indonesia tersebut.
Dilapangan bisa dibuktikan. Usai dua kali libur panjang kompetisi bersamaan dengan pilpres putaran pertama dan kedua lalu, skuad Green Force kesulitan untuk menjaga peak performance. Penampilan para pemain Persebaya sering mengalami penurunan.
Salah satunya melawan Deltras (23/9) lalu, pada saat itu mereka hanya menang 1-0 melawan tim juru kunci, yang hanya bermain dengan sembilan pemain. Sebagai catatan, pertandingan itu adalah pertandingan perdana usai libur pilpres tahap dua.
Kondisi itulah yang membuat Teco pusing tujuh keliling. Di satu sisi, dia harus memberikan porsi latihan yang tidak memberatkan pemain yang sedang berpuasa.
Sementara di sisi lain, porsi latihan yang dia berikan harus mampu mengarahkan agar fisik pemain Persebaya mencapai kondisi maksimal kala menjalani empat sisa pertandingan Ligapro X mulai 27 November mendatang.
Padahal, dengan jadwal yang begitu padat, yaitu tiga pertandingan dalam satu pekan, kondisi fisik pemain harus benar-benar fit. Jika tidak, target Persebaya untuk memenangkan empat laga tersisa yang merupakan syarat utama menuju tangga juara, bisa-bisa lepas.
Sebagaimana diketahui, sampai pertandingan terakhir lalu Persebaya masih sangat tergantung pada pemain intinya. Utamanya, pada lini belakang dan tengah. Contohnya, ketika Uston tidak tampil akibat akumulasi kartu kuning, Persebaya hanya bermain imbang 1-1 ketika menjamu PSMS Medan di Gelora 10 Nopember.
"Saya harapkan pemain tetap menjaga kondisi fisiknya ketika libur puasa, supaya ketika mulai latihan nanti kondisi fisiknya tidak banyak mengalami penurunan yang begitu drastis. Sehingga mereka tidak perlu menjalani latihan yang begitu berat, untuk mengembalikan kondisi fisiknya," beber Teco.
Demikian juga harapan dari manajemen, beberapa waktu lalu Manajer Persebaya Saleh Mukadar berpesan pada para pemain agar bisa menjaga diri. "Saya harapkan anak-anak tidak terlena dengan libur panjang ini, mereka harus mempersiapkan kondisi terbaik mereka untuk menjalani perjuangan yang sangat berat usai libur nanti," pesannya pada saat itu.
Jacksen sendiri, rencananya baru tiba di Surabaya 31 Oktober mendatang. Ini juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Persebaya, karena ketika ada perkembangan dilapangan tidak sejalan dengan program, Teco bersama Ibnu Grahan dan Kasiyanto (dua asisten pelatih Persebaya), harus mengambil keputusan sendiri.(ang)
Sumber: Jawapos
Bambang: Fokus di Empat Laga Sisa
written by Syahrani AR on Wednesday, October 20, 2004 at 3:48 PM
Instruksikan Perburuan Pemain dan Pelatih Ditunda
SURABAYA - Spekulasi yang semakin memanas terkait ambisi Persebaya untuk memboyong pelatih Benny Dollo, akhirnya membuat Ketua Umum Persebaya Bambang D.H. angkat bicara. Orang nomor satu dalam jajaran pemerintah Kota Surabaya ini meminta kepada manajemen Persebaya untuk tidak menguras energi pada kasus tersebut. Sebaliknya, meminta semua komponen tim fokus pada empat pertandingan sisa.
"Peluang kita untuk memenuhi target juara sangat berat, alangkah baiknya jika semua komponen tim memfokuskan energi pada sisa laga yang akan kita jalani," ingat Bambang, dalam acara penyerahan tali asih pemkot pada atlet tim PON XVI asal Surabaya di Graha Tirta kemarin sore. "Masalah pelatih baru atau pemain mana yang akan kita pertahankan, lebih baik kita bicarakan nanti usai berakhirnya kompetisi," harapnya.
Dijelaskan Bambang, untuk memenuhi target juara yang dicanangkan awal musim lalu, Green Force mau tidak mau harus memenangkan empat pertandingan terakhir. Melihat klasemen sementara, Mursyid Effendi dkk sejauh ini memang masih menguasai puncak dengan 53 poin atau satu angka lebih baik dari PSM Makassar. Meski demikian, posisi Persebaya ini sejatinya belum aman benar karena Juku Eja, julukan PSM, memiliki sisa satu pertandingan lebih banyak. Belum lagi PSS Sleman dan Persija yang terus menguntit dari peringakat ketiga dan keempat.
Kembali pada kelanjutan kasus Benny, Bambang mengungkapkan bahwa selama ini dia tidak banyak ikut campur. "Masalah seperti ini memang kewenangan manajemen, saya tidak banyak cawe-cawe," ungkapnya.
Lantas alasan apa sehingga dia meminta tidak melanjutkannya, karena dana? Ditanya mengenai hal itu Bambang dengan tegas membantahnya. "Sampai saat ini, kondisi keuangan Persebaya tidak ada masalah. Untuk biaya musim depan juga telah kami siapkan," tegasnya.
Dia menginginkan hal itu karena ingin konsentrasi Persebaya tak terpecah. Bambang lantas menegaskan, bahwa posisinya sebagai ketua umum Persebaya akan berakhir pada 2006 mendatang. Selama itu pula, mantan wakil wali kota itu menegaskan akan terus memegang komitmennya pada nasib Persebaya.
Sementara itu, peluang Benny untuk memperkuat Persebaya sepertinya semakin kecil. Memang, tidak ada pernyataan resmi dari manajer Persebaya Saleh Mukadar dalam hal ini, tapi yang jelas pelatih asal Manado tersebut telah mengajukan nama-nama pemain yang akan dipertahankan pada manajemen Arema.
Sebaliknya, peluang Persebaya untuk merekrut pelatih PSM Miroslav Janu semakin terbuka. Menurut sumber koran ini di Makassar, pelatih asal Rep. Ceko itu kemungkinan besar kontraknya tidak akan diperpanjang. "Harganya terlalu mahal, padahal siapa yang akan mendanai PSM musim depan belum jelas," kata sumber koran ini tadi malam.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Benny bukan satu-satunya pelatih yang dibidik Persebaya untuk menggantikan Jacksen F. Tiago musim depan. Janu yang musim ini terbukti berhasil menerapkan pola modern 4-4-2 dengan baik, juga membuat manajemen Green Force kepincut. Selain itu, tiga pilar Juku Eja, Ponaryo Astaman, Ronald Fagundes, dan Syamsul Chaerudin juga menjadi bidikan Persebaya.(ang/ess)
Sumber: Jawapos
Arema Tanggapi Dingin Keinginan Persebaya
written by Syahrani AR on Tuesday, October 19, 2004 at 4:06 PM
Surabaya, Surya - Kubu Arema Malang menanggapi dingin keinginan Persebaya Surabaya merekrut kapten tim Singo Edan I Putu Gede dan pelatih Benny Dollo.
"Ah, biar saja. Hak Pak Saleh mengungkapkan keinginannya. Tapi kasihan Jacksen, karena kompetisi belum berakhir, manajer sudah bicara penggantinya," kata Satria Budi Wibawa, Sekretaris Umum Arema, kepada Surya, Senin (18/10), di Malang. Pak Saleh yang dimaksud adalah Manajer Persebaya Saleh Ismail Mukadar. Sedangkan Jacksen adalah Jacksen F Tiago pelatih Persebaya.
Menurut SBW--panggilan akrab Satria Budi Wibawa, kalau Saleh Ismail Mukadar serius hendak merekrut I Putu Gede dan Benny Dollo, seharusnya langsung bicara dengan pengurus Arema.
"Tapi belum ada kontak Pak Saleh dengan kita. Kalau memang serius, pengurus Arema siap menerima dan berbicara dengan pengurus Persebaya soal rencana mereka merekrut I Putu Gede dan Benny Dollo. Soal transfer pemain dan pelatih kan ada aturannya," ujar SBW.
I Putu Gede masih terikat kontrak satu tahun lagi dengan Arema, sedangkan kontrak Benny Dollo sebagai pelatih akan berakhir Oktober 2004 ini.
Sebagai pelatih dan pemain profesional, Benny Dollo dan I Putu Gede berhak memilih tim yang berani membayar lebih besar dan tepat bagi diri masing-masing.
"Yang jelas, kita masih memiliki keinginan kuat mempertahankan I Putu Gede dan Benny Dollo berada di Arema," tandas SBW.
Menyinggung rumor soal keinginan merekrut striker Persebaya, Cristian Carrasco, SBW mengatakan, pengurus Arema tidak pernah berpikir apalagi berkeinginan mengambil pemain tim Bajul Ijo.
"Setahu saya, Pak Benny sendiri juga tidak pernah berencana dan mengungkapkan kepada pengurus soal keinginan merekrut Cristian Carrasco. Saya tidak tahu dari mana munculnya rumor ini," jelas SBW.
Ingin Damai
Senior dan koordinator Aremania, Surtato, meminta agar semua pengurus klub tidak mengeluarkan pernyataan yang bisa memprovokasi sehingga kompetisi Divisi Utama musim depan berlangsung panas.
"Aremania ingin seluruh pertandingan pada Divisi Utama nanti berlangsung damai, dan semua pihak menjunjung tinggi sportivitas. Kita harapkan semua pengurus klub, pemain dan suporter mulai sekarang menciptakan kondisi damai," tutur Surtato.
Lelaki berambut gondrong itu meminta agar semua Aremania secara dewasa menyikapi pernyataan-pernyataan bernada provokatif. "Nawak-nawak (kawan-kawan) Aremania, mari sikapi semuanya secara tenang dan dewasa. Jangan terpancing bertindak arogan dan anarkis," kata Surtato.
Surtato berharap agar pengurus Arema mempertahankan Benny Dollo dan I Putu Gede. "Prestasi Pak Benny dan Putu Gede serta semua pemain Arema, sudah kelihatan dengan keberhasilan Arema menjuarai kompetisi Divisi I dan masuk Divisi Utama," katanya.
Tim yang akan dihadapi Arema di Divisi Utama nanti akan lebih berat, sehingga Singo Edan memerlukan pelatih dan pemain-pemain berkualitas yang memiliki semangat juang tinggi.
"Saya kira kualitas Pak Benny tidak diragukan lagi. Sedangkan kemampuan bermain dan semangat juang pemain Arema sudah terbukti saat berlaga di Divisi I," imbuh Surtato. (yud)
Sumber:
Surya (harian Surabaya)
Arema All-out Bentengi Benny
written by Syahrani AR on Monday, October 18, 2004 at 6:35 PM
MALANG - Manajemen Arema tak bakal melepas Benny Dollo, titik! Pernyataan tersebut, tampaknya, sudah menjadi harga mati bagi klub kebanggaan Kera-Kera Ngalam tersebut. Mereka tidak akan melepas pelatih yang baru saja meloloskan Arema ke Divisi Utama dengan merebut gelar juara Divisi I tersebut. Benny terlalu berharga untuk dilepas.
Penegasan ini menjadi benteng Arema terhadap rencana gerilya Persebaya untuk memboyong pelatih yang karib disapa Bendol itu. Bahkan, manajemen klub berjuluk Singo Edan itu bakal tutup telinga, tak menganggap serius rencana Persebaya.
"Siapa bilang Benny Dollo dan kami (Arema, Red.) belum ada kesepakatan. Itu kan bisa-bisanya media saja," kata Satrija Budi Wibawa, Sekum Yayasan Arema, ketika dikonfirmasi kemarin. Ketika ditanya seperti apa kesepakatan yang dimaksud, pria yang pernah berprofesi sebagai wartawan sebuah majalah ekonomi itu justru terkesan berkelit. "Biarkan hanya Arema dan Benny Dollo saja yang tahu," kilahnya.
Apakah kesepakatan itu sudah tertuang dalam kontrak? Atau masih sebatas lisan? Jawaban yang diberikan Satrija tetap sama. "Sudahlah, biar Arema dan Benny Dollo saja yang tahu," katanya, sekali lagi. Meski begitu, Satrija menolak jika dirinya dikatakan sengaja berteka-teki untuk mengambangkan persoalan. "Siapa yang berteka-teki. Tidak ada yang berteka-teki," tepisnya.
Seperti diberitakan, ketika dikonfirmasi koran ini sehari sebelumnya, Benny mengaku memang dirinya sudah disodori tawaran baru dari manajemen Arema. Nilai kontraknya pun lebih tinggi dibandingkan musim lalu ketika masih di Divisi I pada musim lalu. Tapi, itu masih sebatas lisan. Benny berjanji bakal menentukan pilihan pada pekan depan ketika bertemu manajemen Arema.
Manajemen Arema sendiri tampaknya begitu yakin Benny akan bertahan. Sebab, mantan pelatih Persita itu sudah menyusun program Arema sejak 1 November mendatang hingga menjelang kompetisi Divisi Utama musim depan. Di antaranya TC (training center) ke Bali, uji coba dengan klub Malaysia, Malaka FC, di Gajayana, serta rencana try out ke Hong Kong menghadapi Kitchee FC.
Segera Lakukan Kontak
Sementara itu, hingga kemarin, Persebaya mengaku belum melakukan kontak secara langsung. "Mungkin dalam waktu dekatlah,"’ ujar Saleh Mukadar, manajer tim Persebaya, kemarin. Tapi, bagaimana dengan sikap tegas Arema yang tak bakal melepas Benny? Saleh menjawab dengan diplomatis.
"Sejak awal, Benny Dollo sebenarnya cuma salah satu pelatih yang kami incar. Kami masih memiliki daftar pelatih lain yang akan kami dekati," kata pria yang juga menjadi anggota DPRD Jatim tersebut. Siapa pelatih lainnya? Ada nama Miroslav Janu, pelatih asing di PSM Makassar yang sukses menularkan formasi 4-4-2. "Kami juga tengah mencoba untuk mendapatkan kontak dengan dia," cetus Saleh.
Meski begitu, bukan berarti Persebaya sudah berhenti mengejar Benny Dollo. "Dari statement Benny di media, dia kan belum ada kesepakatan hitam di atas putih dengan Arema. Jadi, saya melihat peluang untuk melakukan pendekatan tetap ada," ujarnya.
Soal PSM, bukan hanya pelatihnya yang dilirik. Tiga pemain tim berjuluk Juku Eja tersebut juga masuk dalam "radar" Persebaya. Mereka adalah Ponaryo Astaman, Syamsul Chaeruddin, dan winger Ronald Faguendes. Untuk memuluskan langkah tersebut, Saleh mengaku sudah membentuk tim pemburu guna melakukan pendekatan. (abm/ruf/jpnn)
Persija-PSM Dominasi Timnas
written by Syahrani AR on at 6:28 PM
Pemain Persikota-Persebaya Minim karena Tak Stabil
JAKARTA - Kerangka timnas senior mulai terkuak menyongsong laga menghadapi Turkmenistan dalam laga pamungkas Pra Piala Dunia Zona Asia Grup 8, 24 Oktober mendatang. Menurut pengakuan asisten pelatih Fachri Husaini, pilar utama tim Merah-Putih bakal didominasi pemain-pemain dari Persija dan PSM Makassar. Mengapa?
"Pemain dari kedua klub tersebut paling banyak dilirik Peter Withe (pelatih timnas asal Inggris, Red.) karena kualitas para pemainnya cukup stabil selama kompetisi," jelas Fachri.
Mantan pemain PKT Bontang tersebut juga mengatakan, With bakal lebih banyak memasukkan pemain muda. Ini untuk tujuan jangka panjang karena pemain muda lebih mudah dibentuk karakternya.
Pemain-pemain Persija yang masuk nominasi di antaranya Mukti Ali Raja, Ismed Sofyan, Djet Donald La’ala, Aris Indarto, Budi Sudarsono, Ellie Aiboy, Bambang Pamungkas, Warsidi, Agus Indra Kurniawan, Aples Gideon Tecuari, dan Agus Supriyanto. Sedangkan dari tim Juku Eja PSM Makassar ada 6 kandidat, yakni Ponaryo Astaman, Syamsul Chaeruddin, Ortisan Sallosa, Charis Yulianto, Irsyad, dan Jack Komboy.
Dominasi PSM dan Persija ini menyingkirkan dua klub besar yang sebelumnya terus mendominasi, yakni Persebaya Surabaya dan Persikota Tangerang. Beberapa pemain Persebaya dinilai telah menyurut masa keemasannya. Di antaranya Bejo Sugiyantoro, Uston Nawawi, Gendut Doni Kristiawan, dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Khusus untuk Kurniawan, dia masih mendapatkan perhatian karena kemampuannya masih lumayan. Sayangnya, pemaion jebolan PSSI Primavera tersebut dikenal kurang stabil. Kadang bagus, terkadang drop. Khusus untuk kiper Hendro Kartiko kemungkinan besar akan tetap menjadi kiper utama. Selain karena pengalamannya yang matang, insting dan gerak refleksnya masih sangat jitu.
Begitu juga dengan Persikota. Seperti halnya Persebaya, Withe menilai banyak pemain yang tidak stabil. Klub ini sebenarnya menyimpan banyak pemain bintang. Namun, karena kemampuan mereka tidak stabil, prestasi klub pun merosot. Mulai Jendry Pitoy, Supriyono, Hari Sahputra, Mauly Lessy, Firmansyah, Isnan Ali, Anton Hermawan, Mardiansyah, dan Aliyuddin.
"Namun sayang, kondisi mereka tidak stabil dan banyak yang cedera sehingga harus absen dari timnas," jelas Fachri. Meski demikian, paling tidak ada dua atau tiga pemain Persikota yang masih masuk nominasi.
Ketua Bidang Timnas Muhammad Zein menilai, menurunnya kualitas beberapa pemain senior disebabkan umurnya yang terus bertambah. Selain itu, mereka sudah terforsir di klub karena minimnya pergantian ketika kompetisi reguler. Di luar faktor itu, faktor internal pemain sendiri yang kurang mampu menjaga dirinya. "Banyak pemain kita yang cepat puas dengan kemampuannya. Mereka lengah sehingga tidak mau berlatih keras sendiri," jelasnya.
Zein menambahkan, untuk persiapan menjamu Turkmenistan, PSSI memang tidak bisa berbuat banyak. Pemain yang diturunkan tidak boleh di luar 50 pemain yang telah didaftarkan ke FIFA sejak awal tahun lalu.
Padahal, kenyataanya banyak pemain yang cedera atau kemampuannya menurun. With pun terpaksa harus memaksimalkan pemain yang ada, tanpa bisa membuat banyak pilihan ke pemain baru. "Tapi, setelah melawan Turkmenistan, Peter bisa memilihnya sendiri untuk persiapan Piala Tiger 2004 di Malaysia dan Vietnam," jelas Zein. (yok)
BEBERAPA NOMINASI PEMAIN TIMNAS:
PERSIJA: Mukti Ali Raja, Ismed Sofyan, Djet Donald La’ala, Aris Indarto, Budi Sudarsono, Ellie Aiboy, Bambang Pamungkas, Warsidi, Agus Indra Kurniawan, Aples Gideon Tecuari, dan Agus Supriyanto.
PSM MAKASSAR: Ponaryo Astaman, Syamsul Chaeruddin, Ortisan Sallosa, Charis Yulianto, Irsyad, dan Jack Komboy.
PERSIKOTA: Jendry Pitoy, Supriyono, Hari Sahputra, Mauly Lessy, Firmansyah, Isnan Ali, Anton Hermawan, Mardiansyah, dan Aliyuddin.
PERSEBAYA: Hendro Kartiko, Kurniawan Dwi Yulianto.
Sumber: Jawapos
Persebaya Bidik Benny Dollo
written by Syahrani AR on Sunday, October 17, 2004 at 1:42 PM
SURABAYA - Manajemen Persebaya gerah juga dengan gerilya beberapa klub terhadap pemain pilar Green Force menjelang berakhirnya Liga Bank Mandiri 2004. Mereka pun mulai melancarkan serangan balik, tanda psywar alias perang urat saraf.
Kalau sebelumnya Arema Malang melontarkan minat terhadap mesin gol Christian Carasco, kemarin Persebaya balik "menggertak" dengan menyatakan tertarik kepada pelatih Arema, Benny Dollo. Mantan pelatih timnas dan Persita itu sudah disebut-sebut sebagai calon pengganti Jacksen F. Tiago, pelatih Persebaya saat ini.
"Saya kira dia (benny, Red.) pelatih yang tepat untuk Persebaya musim depan. Dan kita sedang menjajaki kemungkinan ke sana," kata Saleh Mukadar, manajer tim Persebaya, kemarin.
Dijelaskan Saleh, keinginan untuk merekrut pelatih bertubuh subur itu bukan tanpa alasan. Kemampuan Benny sudah tidak diragukan lagi, dia berhasil mengantarkan Arema Malang kembali menembus Divisi Utama sekaligus menjadi juara Divisi I musim ini.
"Tuntutan masyarakat Surabaya pada Persebaya ini kan begitu besar, targetnya harus selalu juara. Menurut hemat saya, dengan mengambil Benny Dollo akan sangat mendukung tujuan itu, selain tentunya pemain yang bagus," beber Saleh.
Beberapa waktu lalu, Jacksen memang sempat akan meninggalkan Persebaya pada akhir musim ini."Memang secara langsung, dia tidak ngomong pada saya, tapi kita juga harus mengantisipasinya," tukas Saleh.
Lantas, soal Benny, berapa harga yang ditawarkan? Saleh, pria asal Ambon itu, mengaku telah mempersiapkan anggaran yang lumayan besar. Berapa? Secara detail, dia tidak menyebutkan jumlah yang pasti. "Kita sudah siapkan cek kosong untuk Benny, kalau mau, dia tinggal mengisi saja," tegas Saleh.
Bersediakah Benny dengan tawaran ini? Sayang, hingga tadi malam dia tidak bisa dihubungi. Telepon seluler maupun telepon rumahnya di Tangerang tidak aktif. Setelah mengantarkan Arema juara Divisi I, Benny memang langsung pulang menjenguk keluarganya di Tangerang.
Hanya saja, menurut sumber koran ini di Malang, Benny belum meneken kesepakatan apapun dengan Arema. Tapi, manajemen Singo Edan -julukan Arema-sudah menegaskan ingin memperpanjang kontrak Benny. Sebaliknya, Benny sendiri juga menyatakan tak berkeberatan bertahan di Malang. Namun, itu masih sebatas lisan. Belum ada perjanjian secara tertulis, baik dari pihak Benny maupun Arema.
Nah, celah inilah yang ingin diterobos Persebaya. "Benny itu orangnya sangat profesional, tim mana yang lebih menjanjikan baik dari materi maupun prestasi, ke sanalah dia akan berlabuh," kata sumber koran ini. So, kalau manajemen Persebaya bisa memberikan yang diinginkan pria asal Manado itu, bukan tidak mungkin Green Force akan diarsiteki pria yang karib dipanggil Bendol tersebut. (ang)
Sumber: Jawapos
Manajemen Harus Gerak Cepat
written by Syahrani AR on Friday, October 15, 2004 at 4:29 PM
Antisipasi Ketatnya Persaingan Transfer Musim Depan
SURABAYA - Baru tiga hari lalu rival Persebaya, Arema Malang, mengincar striker andalan Christian "spider-man" Carasco. Kemarin, beberapa pemain memberikan peringatan kepada pihak manajemen mengenai bakal terjalnya proses perburuan musim depan. Menurut mereka, beberapa klub mulai mengincar pemain Green Force untuk musim Ligapro XI.
"Berdasarkan pengalaman saya, beberapa dari teman-teman di Persebaya mulai didekati klub. Apalagi dengan mepetnya jeda kompetisi, momen libur seperti sekarang tidak akan disia-siakan klub," kata Kurniawan Dwi Julianto, striker Persebaya, kemarin.
Peringatan serupa juga disampaikan oleh kapten tim Persebaya Mursyid Effendi. Menurut pemain paling senior di Green Force ini, menjelang berakhirnya kompetisi tawaran dari klub lain biasanya mulai menggoda pemain. "Karena itu, saya mengharapkan teman-teman tetap fokus pada persiapan tim. Kita selesaikan dulu kontrak yang ada dengan sebaik mungkin, meski akhirnya nanti harus pindah ke klub lain," ingat pemain asli Benowo Surabaya itu.
Lantas apakah mereka telah dihubungi klub lain? Dua pemain senior ini menampiknya. "Belum ada, kalaupun ada saya ingin tetap memfokuskan konsentrasi pada perjuangan Persebaya merebut juara. Saya sebenarnya ingin tetap di sini, kalau memang manajemen mau mempertahankan saya," ungkap Kurniawan.
Demikian halnya dengan Mursyid, pemain yang mengawali karir sepak bola profesionalnya dari nol bersama Persebaya ini, bertekad untuk mengakhiri karir sepak bolanya bersaman Green Force. "Saya memulai karir sepak bola saya dari Persebaya Junior, demikian juga di level senior. Saya tidak pernah saya memperkuat tim lain. Kalau bisa saya pun ingin mengakhiri karir di sini," beber Mursyid.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, manajemen Persebaya seharusnya peka terhadap bakal ketatnya perburuan pemain musim depan.
Meski mereka begitu yakin dengan kemampuan tim pemburu pemain yang dimiliki, tindakan antisipasi sangat diperlukan untuk menjaga agar musim depan kualitas tim Persebaya tidak menurun.
Ini dikarenakan bukan hanya Carasco yang dibidik Arema, beberapa pemain potensial lain juga mulai didekati klub lain. Pesaing-pesaing Persebaya bahkan telah menyusun program rekrutmen. Arema adalah yang paling getol, bulan November sudah mulai mengungkapkan kerangka pemain yang akan dipertahankan.
Apalagi terkait bakal mundurnya pelatih Jacksen F. Tiago pada akhir kompetisi nanti. Ini menambah beban pekerjaan manajemen Persebaya untuk mencari pelatih baru. Tidak hanya itu, poros pemain Brazil yang selama ini menjadi tulang punggung tim bisa saja goyah musim depan.(ang)
Sumber: Jawapos
Ligina; Kompetisi Terlama di Dunia
written by Syahrani AR on at 4:25 PM
Kompetisi Ligina musim ini, merupakan kompetisi Ligina yang terpanjang sepanjang sejarah. Sebab, berlangsung hampir 12 bulan penuh. Yakni berawal Januari dan berakhir Desember.
Bukan itu saja, soal liburnya pun bisa menjadi libur yang amat panjang. Bisa-bisa libur kompetisi kali ini tidak akan terkalahkan sepanjang kompetisi berlangsung. Karena itulah, Iwan mengatakan sangat wajar bila kemudian soal keungan sebuah tim, seperti Persik, jadi ikut terpengaruh. Apalagi, animo penonton pada musim ini tidak terlalu bagus. Beberapa kali pertandingan Persik ditonton lebih sedikit orang dibanding musim lalu. Karena itu pemasukan pun jadi ikut berkurang.
Iwan kemudian membandingkan, dinegara-negara eropa misalnya, tidak ada musim kompetisi yang sangat panjang dan animo penonton yang amat bagus. Sehingga wajar jika keuangan mereka relatif lebih stabil.
Meski demikian, Iwan sama sekali tidak menyesalkan persoalan tersebut. Dikatakannya, jauh-jauh hari sebelum klub menjalani masa libur panjang, pihak PSSI telah mengumpulkan semua klub untuk mensosialisasikan persoalan tersebut.
Saat itu semua harus memaklumi kalau kompotisi harus tertunda. Pasalnya, tidak ada pilihan lain selain menyesuaikan dua agnda besar masyarakat Indonesia, yaitu libur pemilu dan bulan suci. "Kita semua memaklumi penundaan kompotisi ini," ungkapnya.
Lalu, dari mana dana untuk menutup pembengkakan tersebut? Soal perolehan dana itu, Iwan enggan berkomentar. Menurutnya, masalah anggaran adalah sepenuhnya kewenangan ketua umum Persik, yaitu Maschut. Iwan sendiri mengaku tidak tahu, apakah dana tersebut dari sponsor ataupun lainnya. "Semuanya kewenangan ketua umum, saya hanya menjalankan saja," tandasnya. (lud)
Kompetisi Ligina X
Pertandingan Pertama : 4 Januari 2004
Pertandingan Terakhir : 23 Desember 2004
Jeda Pilpres I : 1 Juni - 7 Juli 2004
Jeda TC Timnas PSSI : 1-8 September 2004
Jeda Pilpres II : 20 Agustus - 22 September 2004
Jeda Puasa : 13 Oktober - 15 November 2004
Jeda TC dan Piala Tiger : 2-15 Desember 2004
Sumber: Jawapos
Persebaya-Persija Tidak Punya Mental Juara
written by Syahrani AR on Tuesday, October 12, 2004 at 5:43 PM
PSM Makassar memang layak diunggulkan menjadi juara musim ini. Mereka mempunyai segalanya untuk meraih posisi terhormat. Materi pemain yang merata di semua lini plus mental juara membuat Juku Eja tinggal menunggu waktu untuk meraih gelar keduanya. Seperti yang diungkapkan oleh Mustaqim, mantan pemain nasional, kepada wartawan koran ini.
Kompetisi Ligapro X segera berakhir. Menurut anda, tim mana yang akan keluar sebagai juara musim ini?
Sebenarnya banyak faktor yang menentukan sebuah tim menjadi juara. Mulai dari manajemen, tim itu sendiri, suporter dan beberapa hal lagi, termasuk kemampuan teknis dari klub bersangkutan. Tapi, kalau saya pribadi tetap melihat PSM memiliki kans paling besar dibanding Persebaya dan Persija. Kemungkinan itu didasarkan pada jumlah pertandingan kandang PSM yang lebih banyak dibanding pesaing lainnya. Dan, PSM tentu tidak akan membuang peluang untuk menjadi juara. Karena, kalau bukan sekarang kapan lagi?
Persija sendiri kan juga memiliki sisa laga yang lebih banyak dibanding PSM?
Tapi, laga kandang Persija tinggal dua. Ini yang membuat kans mereka sedikit mengecil. Belum lagi, Persija sudah pernah kalah saat tampil di kandang sendiri. Ini membuktikan, Persija belum memiliki mental juara. sama dengan Persebaya, yang pernah kalah dikandang.Karena itu, saya melihat kans Persija dan Persebaya untuk menjadi juara menjadi lebih kecil dibanding PSM. Sebenarnya, dari sisi kualitas ketiga tim itu, saya kira hampir sama. Bedanya lebih pada konsistensi penampilan mereka. Dan kemampuan untuk menjaga hasil maksimal dalam laga kandang.
Kalau tim degradasi?
Deltras sudah pasti terdegradasi. Kedua adalah Semen Padang. Jadi, satu tempat lagi jadi rebutan Persipura, PSPS dan Pelita KS. Tapi, dalam kondisi seperti ini sangat susah untuk menentukan. Alasannya, tim tentu berlomba-lomba untuk tidak terdegradasi. Meski, dengan mengahalalkan segala cara. Entah itu dengan cara "sinergi" dengan tim lain. Atau, tolong menolong lah, dengan tim yang sudah selamat. Karena itu, memang tidak mudah untuk menentukan itu.
Ada tidak kemungkinan permainan uang atau suap dalam kondisi seperti ini?
Saya sendiri tidak tahu persis, selain juga susah mencari bukti soal itu. Tapi, bisa saja muncul asumsi dari klub, dari pada mengeluarkan dana Rp 5 M untuk kembali ke Divisi Utama, lebih baik merogoh kocek beberapa ratus juta, agar tetap bertahan di kompetisi tertinggi. Pikiran itu, kemungkinan yang membuat persaingan menjadi lebih panas panas. (ruf)
Libur Setengah Bulan
written by Syahrani AR on Sunday, October 10, 2004 at 6:33 PM
Jacksen Pulang Kampung
SURABAYA - Kemenangan 3-2 atas PSPS Pekanbaru Sabtu (9/10) lalu, membuat para pemain Persebaya mendapat ’hadiah’. Mursyid Effendi dkk mendapat jatah libur cukup panjang.
Total, 15 hari pemain akan terbebas dari rutinitas latihan pagi dan sore hari akibat kemenangan yang membawa Persebaya ke pucuk klasemen Ligapro X itu.
"Latihan baru dimulai 25 Oktober mendatang. Sepanjang itu, kami berharap pemain bisa menikmati posisi capolista yang sudah dinantikan cukup lama," kata pelatih Persebaya Surabaya Jacksen F Tiago kepada wartawan koran ini kemarin.
Selama libur, demikian Jacksen, pemain tidak mendapat beban atau paket latihan. Semua pemain bebas melakukan agenda masing-masing. "Kami hanya meminta pemain tetap menjaga kondisi. Karena pada awal latihan nanti, mereka akan kembali mendapat menu latihan fisik," ujarnya.
Dia misalnya, besok pukul 19.00 WIB, memilih pulang ke Brazil, negara asalnya. Selama liburan, dia akan memanfaatkan sebaik mungkin untuk berkumpul bersama keluarga. Dan sedikit menimba ilmu kepelatihan di negara asalnya. Bila tidak aral, dia akan mengikuti kegiatan bersama mantan klubnya Madureira.
Dan, baru akan kembali ke Indonesia pada 30 Oktober. Lho kok? "Memang saya baru menukangi tim lima hari setelah pemain melakukan latihan. Dan selama waktu itu, pemain akan didampingi asisten pelatih Ibnu Graham dan Stefano Cogura," jelasnya.
Sebagai panduan, Jacksen mengaku sudah memberikan draf latihan kepada asisten pelatih. Mulai dari latihan harian, sampai evaluasi sebelum akhirnya dia kembali menukangi tim. "Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jelasnya.
Terkait dengan ibadah puasa, Jacksen mengaku akan merubah jadwal latihan. Bila biasanya, latihan digelar pada pagi dan sore hari, maka khusus di bulan puasa, latihan akan digeser menjadi malam hari. Tepatnya, setelah pemain selesai menunaikan ibadah puasa. Setelah itu, pemain akan kembali mendapat jatah liburan Hari Raya Idul Fitri, sebelum akhirnya berkumpul lagi 16 November. (ruf)
Sumber: Jawapos
Gol Penentu Danilo, Kado Menyongsong Persalinan
written by Syahrani AR on at 3:02 AM
KETIKA kemarin sore lini belakang maupun depan Persebaya loyo. Ketika suasana Gelora 10 Nopember kian panas oleh lemparan botol dan gelas air mineral, kulit kacang, hingga bongkahan tembok dari tribun penonton ke dalam lapangan Gelora 10 Nopember Tambaksari, Danilo Fernando menjelma jadi penyelamat dengan gol keduanya pada menit ke-78.
Persebaya menang 3-2 atas PSPS Pekanbaru. Tiga poin direguk Green Force. Posisi pucuk atau capolista pada klasemen sementara pun diraih. Superb Danilo. Luar biasa gelandang serang Persebaya ini. Golnya membenamkan lagi spirit tempur pasukan PSPS, yang sempat terangkat setelah menyamakan kedudukan 2-2. Padahal, Persebaya memimpin dulu dengan dua gol.
Tempik sorak membahana lagi di Gelora 10 Nopember. Makian dan lemparan aneka benda dari tribun penonton berhenti. Kekhawatiran timbulnya tindakan anarkis tidak terjadi. Gol Danilo itu begitu bermakna; menenangkan lagi suporter yang mulai panas hingga mengantar Persebaya mereguk kemenangan demi meraih capolista.
Setelah beberapa waktu lalu cukup lama absen akibat deraan tifus, Danilo kini benar-benar telah mencapai lagi form-nya dan jadi roh permainan Green Force. Dia bergerak tidak kenal lelah. Umpannya akurat. Pun, tendangan jarak jauhnya mematikan. Pendeknya, kemarin dia kemarin begitu menakutkan bagi barisan pertahanan PSPS.
Gol pertama yang dicetak Christian Carasco lahir berkat assist matang Danilo dari rusuk kanan. Ketenangan dan akurasi tendangannya membuat dia mulus mengeksekusi penalti pada menit ke-33. Lantas, 12 menit menjelang bubaran, tendangan geledeknya di luar kotak penalti lawan menembus tembok hidup pemain PSPS dan, akhirnya, mengoyak gawang Suprayetno.
Meski menjadi penyelamat timnya, Danilo tetap merasa tidak perlu disebut sebagai pahlawan. "Dua gol saya itu lahir juga karena kerja sama semua pemain," komentarnya singkat soal penampilannya kemarin.
Danilo boleh merendah. Yang jelas, Janaina Berto, istrinya yang kemarin setia memberi semangat dari tribun VIP Gelora 10 Nopember, langsung bersorak bahagia begitu suaminya mencetak gol kemenangan Green Force itu. Laga kemarin benar-benar membuatnya terkesan. Sebuah kenangan indah.
Sebab, pertandingan kemarin merupakan yang terakhir bagi dia bisa mendampingi Danilo. Pekan depan Janaina pulang ke Brazil untuk mempersiapkan persalinan buah hati mereka. "Ini kado yang sangat membahagikan bagi saya sebelum pulang ke Brazil. Juga bagi calon anak kami," tutur Janaina di mess Persebaya kemarin.
Usia kandungan Janaina kini memasuki bulan keenam. Dan, sejak Janaina hamil, sebelum bertanding Danilo selalu mencium perut istrinya itu. Kata Danilo, mencium perut istri akan memompa semangatnya bertanding. Itu pula yang dia lakukan kemarin. "Saya bermain bola sekarang juga untuk persipan calon anak saya," tukas Danilo. (ang)
Sumber: Jawapos
Drama Menuju Puncak
written by Syahrani AR on at 2:56 AM
SURABAYA - Tiga poin dipegang, capolista pun dalam genggaman. Lewat laga dramatis, Persebaya sukses meredam kejutan yang disiapkan oleh tim tamu, PSPS Pekanbaru, dalam laga Liga Bank Mandiri (LBM) 2004 di Gelora 10 Nopember, Tambaksari, kemarin. Green Force menang 3-2 (2-0).
Kemenangan itu mengantarkan Persebaya menggusur PSM Makassar dari posisi puncak klasemen sementara. Green Force kini mengoleksi 53 poin, unggul satu poin dari Juku Eja (Ikan Merah)-julukan PSM. Namun, keunggulan Persebaya itu masih semu mengingat PSM memiliki satu laga sisa lebih banyak. Persebaya main 30 kali berbanding 29 untuk PSM.
Usai reses panjang Ramadan, Mursyid Effendi dkk. rawan tergusur jika tidak bisa merebut poin maksimal. Tidak saja PSM, tapi juga oleh PSS Sleman maupun Persija Jakarta. PSS berada di posisi ketiga klasemen dengan 50 poin dari 30 main, diikuti Persija di tempat keempat dengan 49 poin dari 28 laga.
Apa yang terjadi nanti? Itulah yang harus dipikirkan skuad Geen Force pada reses panjang Ramadan. Salah satu bahan renungan itu adalah laga terakhir pra-reses lawan PSPS kemarin. Sebab, tiga poin Mursyid Effendi dkk saat laga kandang kemarin dicapai dalam kondisi dramatis yang sempat membikin penonton geregetan dan sport jantung.
Unggul dulu melalui gol Christian Carasco pada menit ke-8 dan gol Danilo Fernando pada menit ke-33 dari eksekusi penalti setelah bek kiri PSPS Dedi Sutrisno handball di petak terlarang, secara mengejutkan PSPS bisa menyamakan kedudukan jadi 2-2 lewat gol Samdee Germojay pada menit ke-49 dan Amrizal pada menit ke-53.
Setelah PSPS menyamakan kedudukan itu, para pemain Persebaya sempat down. Giliran PSPS yang balik menekan. Bayang-bayang hasil seri lagi (seperti 1-1 saat menjamu PSMS Medan pada Rabu lalu, Red.) terbayang. Apalagi, pada laga Rabu itu hasil imbang, salah satunya, dipicu oleh blunder kiper Hendro Kartiko.
Seperti Hendro-yang kemarin tidak main karena mengikuti latihan Timnas PSSI, kiper Endra Prasetya yang mengawal gawang Persebaya juga melakukan blunder. Gol pertama PSPS itu lahir karena blunder Endra yang gagal mengantisipasi tendangan pojok Samdee. Bola setinggi perut tendangan Samdee itu sejatinya cukup aman untuk ditangkap.
Dalam arti, tanpa ada gangguan serius dari para pemain PSPS di kotak penalti Persebaya. Tidak ada pemain PSPS yang menempel membayangi, apalagi yang sampai bersentuhan dengan badan Endra. Tapi, bola lepas dari tangan Endra, lantas meluncurlah ke gawang sendiri.
Gol itu membuat mental Mursyid dkk drop. Barisan belakang mulai tampil grogi. Akibatnya, empat menit kemudian lahirlah gol kedua PSPS. Gol ini juga berawal dari tendangan pojok. Amrizal dari second line masuk menusuk ke petak terlarang Persebaya dan melepaskan tembakan kaki kanan.
Selanjutnya, bisa ditebak. Spirit tempur pemain PSPS berlipat-lipat. Mereka balik menekan. Beberapa kali manuver I Komang Mariawan dan Chrsitiano mengancam pertahanan Green Force. Untung, lini belakang yang digalang Bejo Sugiyantoro, Mursyid Effendi, dan Nova Arianto bisa mementahkannya
Pada menit-menit yang menegangkan tersebut, Danilo Fernando muncul sebagai penyelamat. Berawal dari tekling keras Olinga Copa Atangana Gendut Doni Kristiawan, wasit Jaka Mulyono (Semarang) menjatuhkan hukuman tendangan bebas.
Danilo yang ditunjuk sebagai eksekutor melaksanakan tugasnya dengan baik. Tendangan keras menyusur tanah ke pojok kiri gawang PSPS tak mampu ditahan kiper Suprayetno. Gol!
"Kemenangan ini benar-benar harus kami syukuri. Tidak hanya merebut tiga poin, kami juga meraih kemenangan dengan perjuangan yang demikian terjal," kata Jacksen F. Tiago, arsitek Persebaya usai laga kemarin.
Pelatih asal Brazil itu mengacungkan jempol kepada para pemainnya atas kemenangan tersebut. Meski diakui sempat drop, ternyata Mursyid dkk. tampil tidak kenal menyerah. Pun, khusus penilaian Jacksen terhadap debut kiper Endra di LBM 2004 ini.
"Dia (Endra) melakukan blunder fatal yang bisa mengancam kemenangan kami. Tapi, untuk pertandingan perdana seorang kiper, penampilannya lumayan bagus. Kesalahannya adalah manusiawi. Yang penting kita menang," tegasnya.
Laga kemarin sejatinya berjalan panas. Beberapa kali wasit Jaka Mulyono terpaksa menghentikan pertandingan karena terjadi keributan di tengah lapangan. Ketika Jaka menjatuhkan hukuman penalti kepada PSPS setelah Dedi Sutrisno handball, dia langsung menjadi sasaran serbuan Bima Sakti dkk.
Bahkan, tampak Komang Mariawan sengaja menendang bola ke arah Jaka saat kickoff usai terjadinya gol penalti oleh Danilo.
Lantas, pelanggaran keras Amrizal terhadap Nova Arianto yang akhirnya berbuah kartu merah pada menit ke-83 juga memantik reaksi keras pemain PSPS. Mereka kembali menyerbu Jaka. Sebagian ada yang menarik kerah bajunya.
Keributan paling parah terjadi pada menit ke-87. Ketika itu Rusdianto membenturkan kepalanya ke muka Choirul Anam setelah keduanya terlibat dalam adu badan. Aksi Rusdianto itu memantik emosi pemain Persebaya. Aksi saling dorong pun terjadi hingga membuat ofisial kedua tim masuk ke lapangan untuk melerai.
Ketika Jaka hendak memberikan kartu merah kepada Rusdianto, pemain PSPS kembali menyerbu. "Kerasnya pertandingan ini disebabkan keputusan wasit yang beberapa kali tidak fair. Dia memancing emosi anak-anak, selanjutnya membuat pertandingan berjalan kasar," kata Nandar Iskandar, pelatih PSPS. (ang)
Sumber: Jawapos, 10-10-04
Profil Persebaya Surabaya
written by Syahrani AR on at 1:52 AM
Profile Klub
Nama: PERSEBAYA SURABAYA (Persatuan Sepakbola Surabaya)
Berdiri: 18 Juni 1927
Julukan: Green Force - Bajul Ijo - Laskar Hijau
Alamat: Jl. Karanggayam 1, Surabaya - Indonesia
Telepon: +62 31 522 250
Stadion: Gelora 10 November, Tambaksari Surabaya (kapasitas 40.000 penonton)
Ketua Umum: Walikota Surabaya (Bambang DH)
Manajer: Saleh Ismail Mukadar
Seragam
Hijau-hijau, Hijau-Putih
Formasi (Pola Permainan)
3 - 5 - 2
Reinkarnasi 1997
PERSEBAYA Surabaya membangun The Dream Team II. Barisan bintang Bajul Ijo 1997 dikumpulkan. Sederet bintang baru digaet. Bonekmania pun berikrar: mendukung Bajul Ijo tanpa anarki. Situasi yang kondusif itu mendorong kembalinya 'Roh Suroboyo'.
Persebaya memang tampak sangat ambisius menghadapi Liga Bank Mandiri (LBM) 2004. Berbagai langkah ditempuh untuk mengembalikan reputasi yang terkikis dua musim terakhir. Indikasinya bisa dilihat dari anggaran senilai Rp 10 miliar.
"Kami tidak memasang target juara. Tapi, kalau peluang itu ada, kami rebut," ungkap Saleh Ismail Mukadar, manajer tim Persebaya.
Manajemen menyiapkan Rp 3 miliar untuk merekrut sederet bintang top, lokal maupun asing. Manajemen juga melakukan rekonsiliasi dengan Hendro Kartiko, Sugiyantoro, Uston Nawawi, dan Anang Mar'ruf, empat pahlawan Bajul Ijo ketika menjuarai LI III 1997.
Mereka akan membentuk kekuatan reinkarnasi Bajul Ijo 1997 bersama Chairil Anwar, Mursyid Effendi, Mat Halil, dan Rahel Tuasalamony yang tetap setia bersama Persebaya berjuang di Divisi I.
"Berkumpulnya kembali pemain-pemain pilar Persebaya ini sangat menguntungkan saya dalam membangun team-work yang tangguh dan harmonis. Saya optimistis dengan tim ini," ungkap Jacksen Tiago, anggota skuad Green Force 1997 asal Brasil yang kini naik pangkat jadi pelatih.
Wajar kalau Jacksen lega. Sebab, selain delapan bintang lama, Jacksen juga mendapatkan pemain andal Yeyen Tumena, alumnus tim PSSI Primavera, dan Cristian Carrasco, top skorer Divisi I musim 2003. Klimaksnya manajemen tim Persebaya mendapatkan bintang populer: Kurniawan Dwi Yulianto.
Pelatih: Jacksen F Tiago (Brazil)
MERAIH sukses di negeri orang. Itulah Jacksen F. Tiago dari Brasil. Tak percuma ia terbang jauh ke Indonesia untuk melanjutkan karirnya sebagai pesepakbola.
Selama berkiprah 14 tahun berkiprah di Liga Indonesia (LI), ia mendapatkan segala-galanya sebagai pemain: juara (bersama Persebaya Surabaya), runner-up (Petrokimia Putra), gelar Top Skorer (LI III). Dan, sebagai pelatih, ia sukses mengantarkan klub Assyabaab menjuarai Kompetisi Persebaya dan membawa Persebaya kembali ke Divisi Utama Liga Bank Mandiri 2004.
Kunci sukses Jacksen adalah kemauannya untuk melebur dan memasuki budaya di sekitarnya. Tak heran, kalau ia tak sekadar fasih berbahasa Indonesia tapi juga bahasa Jawa dialek Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya.
Komunikasi dan diskusi -dengan pemain, asisten pelatih, pengamat, dan suporter- memang menjadi bagian penting dari program Jacksen untuk membawa kembali Persebaya menjadi juara.
Kelahiran Rio De Janiero, Brasil, 1968-05-28
- Karir Pemain: 1994-1995 Petrokimia Putra , 1995-1996 PSM Makassar , 1996-1998 Persebaya Surabaya , 1998-1999 Geylang Singapore , 1999-2000 Persebaya Surabaya , 2001- Petrokimia Putra
- Karir Pelatih: 2002-2003 Klub Assyabaab (anggota kelas utama Persebaya) , 2003- Persebaya di Divisi I , 2004- Persebaya di Divisi Utama
- Prestasi: runner-up LI I (Petrokimia Putra) , runner-up LI II (PSM) , Juara LI III (Persebaya) , Top Skorer LI III (26 gol) , membawa klub Assyabaab juara kelas utama Kompetisi Persebaya , Persebaya juara Kompetisi Divisi I PSSI
Dari berbagai sumber
Apa dan Mengapa?
written by Syahrani AR on at 1:13 AM
APA?
Blog ini adalah blog pribadi tentang Persebaya Surabaya. Sebuah tim kebanggan
Arek-Arek Suroboyo. Untuk mengetahui apa itu blog, silakan klik
ini. Blog ini berisikan segala macam tentang Persebaya Surabaya. Untuk selengkapnya, lihat profile.
MENGAPA?
"Tak ada Website, Weblog pun jadi". Inilah kalimat pertama yang muncul di kepala Saya walaupun tidak Saya ungkapan secara lisan. Kalau ada tim besar di Indonesia yang tidak punya Official website, maka itulah PERSEBAYA. Boleh dibilang, blog ini adalah wujud kekecewaan Saya akan Persebaya. Di negeri ini, susah untuk mendapatkan berita Persebaya yang up-to-date. Sungguh akan lebih baik apabila Pengurus Persebaya membuat Website resmi. Tetapi, harapan tinggallah harapan. Hingga detik ini, belum muncul website resmi Persebaya. Coba bandingkan dengan tim-tim besar lainnya. Sungguh Persebaya ketinggalan jauh.
Persebaya Surabaya adalah salah satu tim besar yang disegani oleh para pecinta bola tapi sungguh mengenaskan tim ini tidak mempunyai Website layaknya sebuah tim besar yang punya "uang". Ini bukan web resmi Tim Persebaya Surabaya, tapi ini adalah Weblog Pribadi Saya sebagai Salah seorang BONEKMANIA (sebutan untuk penggermar Persebaya. Semoga weblog ini berguna bagi semua pecinta Persebaya ataupun pecinta sepakbola dimanapun Anda berada. Akhir kata, daripada menunggu pihak Persebaya, mendingan kita menghibur diri dengan kehadiran blog ini. Selamat Menikmati, semoga bermanfaat...
Klasemen Sementara Liga Indonesia X
written by Syahrani AR on Saturday, October 09, 2004 at 6:41 PM
Papan Atas
1. Persija 33 18 6 9 49-29 60
2. Persebaya 33 16 10 7 53-25 58
3. PSM 33 16 10 7 44-27 58
4. PSS 34 14 11 9 39-37 53
5. Persib 33 12 12 9 38-37 48
6. Persikota 33 13 8 12 45-39 47
Papan Tengah
7. PSMS 33 14 5 14 33-35 47
8. Persita 33 13 7 13 44-37 46
9. PSIS 34 12 10 12 35-34 46
10. Persik 33 14 3 16 40-37 45
11. Pupuk Kaltim 33 12 9 12 39-40 45
12. Persijatim 33 11 9 13 33-40 42
Papan Bawah
13.Persela 33 12 5 16 36-51 41
14.Persipura 33 10 10 13 38-43 40
15. PSPS 33 10 10 13 35-40 40
Zona Degradasi
16. Pelita KS 33 10 9 14 32-35 39
17. Semen P. 33 10 8 15 29-46 38
18. Deltras 33 8 4 21 29-58 28
DAFTAR PENCETAK GOL:
21 gol: Ilham Jayakesuma (Persita)
19 gol: Aliyuddin (Persikota)
17 gol: Joe Nagbe (PSPS), Camarra Fode (PKT)
16 gol: Emmanuel De Porras (Persija)
14 gol: Danilo Fernando, Christian Carasco (Persebaya), Andrian Colombo (PSMS)
13 gol: Marcello Braga (PSS),
11 gol: Kurniawan Dwi Julianto (Persebaya)
10 gol: Oscar Aravena, Jorge Rodriguez Gusman (Persela), Indriyanto Nugroho (PSIS), Bambang Pamungkas (Persija)
8 gol: Alejandro Tobar (Persib), Roberto Kwateh (PSIS), Musikan (Persik)
7 gol: Ekene Michael Ikenwa (Persik), Emanuel Ayuk, Samuel Cebli (Pelita KS), Julio Lopez (Persib), Seto Nurdiantoro (PSS), Marc Etogou Orland (PSM)
6 gol: Akhyar Ilyas (Persijatim), David Da Rocha, Jose Luiz Feitosa, Eduard Ivakdalam (Persipura), Cristian Gonzalez, Patricio J. Diaz (Semen Padang), Andi Kopouw (PKT), Zaenal Arifin (Persela), Budi Sudarsono (Persija) , Zaenal Arief (Persita), Epala Jordan (Persikota), Edu Juanda (PSMS), Jimi Suparno, Alejandro Braga (Deltras)
5 gol: Marcelo Ramos (PSM), Fernando Gaston Soler, Uilian Souza da Silva (Persipura), Samdee Germojay (PSPS) , Greg Nwankloe (Persijatim), Johan Prasetyo (Persik), Osvaldo Moreno (Persib) , Renato Ilyas (Semen Padang) Fabio Marcos (Deltras)
4 gol: Rahmat Afandi (Pelita KS), Bobby Manuel, (Persik), Marwal Iskandar, Legiman Raharjo, Saktiawan Sinaga (PSMS), Hernan Ortiz (Persija), Mardiansyah (Persikota), Nico Susanto (Semen Padang), I Komang Mariawan (PSPS), Firman Utina (Persita), Gendut Doni (Persebaya), Ndollar Blaise (PSS), Jainal Ichwan (Deltras), Ronald Fagundez (PSM), Supriyono (Persikota), Bamn Joe (Persijatim)
3 gol: Sonny Papara (Persipura), Imral Usman (Persib), Harianto, Solekan (Persik) Sebastian (PKT), Rodrigo Gauna, (Persebaya), Husaini Ibrahim, Affan Lubis (Semen Padang), Susanto, Kleber dos Santos (Persela), Anderson Da Silva (PSS), Agus Indra (Persija), Ponaryo Astaman, Ortizan Salosa (PSM), Heri Swandana, Leo Soputan (Persita), Christian Gonzalez (PSMS)
2 gol: Aji Nurpizal (Persib), Jefri Dwi Hadi, Ebanda Timothe (Deltras), Mat Halil, Uston Nawawi, Leonardo Guterez (Persebaya), M Nasuha, Jean Michel Babouaken, Victor Anderson (Pelita KS), Bambang Harsoyo (PSIS), Chairul Sofyan (PKT), Suswanto (Persik), Slamet Riyadi, Lexe, M.Eksan (PSS), Jon Christian, German Parrillo, Jack Komboy, Irsyad (PSM), Ellie Aiboy (Persija), Paolo Vivar (Persikota) , Mahyadi Pangabean, Patricio, (PSMS), Dedy Sutrisno, Castro, Cristiano de Oliviera (PSPS), Bako Sadisou, Christiano, Zaenal Anwar, Christian Lopez, F. Johnson (Persita) Zulkifli (PKT), Maman Abdurahman, Eka Ramdani, (Persijatim), Antonio Claudio, Carlos (Semen Padang), Jatmiko (Persela), Abdoul Djibril (PSIS), Hamka Hamzah (Persik).
1 gol: Arnaldo Villalba (PSMS) Christian Molina, Asep Dayat (Persib), Dedi Mulyadi (Persita), Rahel Tuasalamony (Persebaya), Amsyar, Bambang Sumantri, Gbeneme Friday (Persela), Esaiah Pello Benson, Diallo Abdoulaye Djibril, Idrus Gunawan, Sasi Kirono, Lilik Suheri, Darwin Perez, Purwanto, (PSIS), Rusdianto, Mansyur, Ardiansyah, Pujo Semedi (PKT), Zulkarnaen Zakaria, Felix M Yanex, Agus Rianto, Irfan Tanjung, M. Iqbal, Amrizal (PSPS), Francis Wollo, Alexander Dos Santos, Anderson Alexandro Lexi, (PSS), Francis Yonga, Anton Hermawan, Anthony Jomma Balla, Hari Sahputra, Cesar Bravo (Persikota), Modestus Setiawan, Andriano, Alaxander, Alejandro Pedro, Harri Salisbury, Ayouck Louis Bertiy, (Persijatim), Paulus Krey, Akbar Rasyid, Charis Yulianto, Syamsul Chaeruddin, Abanda Herman (PSM), Gustavo Chena, Ismed Sofyan, (Persija), Alex Daniel (Semen Padang), Kenneth Niemach, Imam Faisal, Salim Al Idrus, Ispriyanto, Edar Hendra (Pelita KS), Bertha Yuwana, (Persik), Andi Sutrisno, Suroso, Thomas Liibi (Deltras), Ferry Youwe, Dewara ,Luiz Viera, Boy Jati Asmara, Sammy Pieterz (Persipura), William (Persela)