Mau cari apalagi? klik:
IndonesiaTopics.Com |
R2Photography |
IndonesiaTopics.com |
Lirik Lagu Top Indonesia |
Cari Kerja (SeekJob.Asia) |
Cari Kerja bidang IT (SeekJobsIT.Com) |
Persija-PSM Dominasi Timnas
written by Syahrani AR on Monday, October 18, 2004 at 6:28 PM
Pemain Persikota-Persebaya Minim karena Tak Stabil
JAKARTA - Kerangka timnas senior mulai terkuak menyongsong laga menghadapi Turkmenistan dalam laga pamungkas Pra Piala Dunia Zona Asia Grup 8, 24 Oktober mendatang. Menurut pengakuan asisten pelatih Fachri Husaini, pilar utama tim Merah-Putih bakal didominasi pemain-pemain dari Persija dan PSM Makassar. Mengapa?
"Pemain dari kedua klub tersebut paling banyak dilirik Peter Withe (pelatih timnas asal Inggris, Red.) karena kualitas para pemainnya cukup stabil selama kompetisi," jelas Fachri.
Mantan pemain PKT Bontang tersebut juga mengatakan, With bakal lebih banyak memasukkan pemain muda. Ini untuk tujuan jangka panjang karena pemain muda lebih mudah dibentuk karakternya.
Pemain-pemain Persija yang masuk nominasi di antaranya Mukti Ali Raja, Ismed Sofyan, Djet Donald La’ala, Aris Indarto, Budi Sudarsono, Ellie Aiboy, Bambang Pamungkas, Warsidi, Agus Indra Kurniawan, Aples Gideon Tecuari, dan Agus Supriyanto. Sedangkan dari tim Juku Eja PSM Makassar ada 6 kandidat, yakni Ponaryo Astaman, Syamsul Chaeruddin, Ortisan Sallosa, Charis Yulianto, Irsyad, dan Jack Komboy.
Dominasi PSM dan Persija ini menyingkirkan dua klub besar yang sebelumnya terus mendominasi, yakni Persebaya Surabaya dan Persikota Tangerang. Beberapa pemain Persebaya dinilai telah menyurut masa keemasannya. Di antaranya Bejo Sugiyantoro, Uston Nawawi, Gendut Doni Kristiawan, dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Khusus untuk Kurniawan, dia masih mendapatkan perhatian karena kemampuannya masih lumayan. Sayangnya, pemaion jebolan PSSI Primavera tersebut dikenal kurang stabil. Kadang bagus, terkadang drop. Khusus untuk kiper Hendro Kartiko kemungkinan besar akan tetap menjadi kiper utama. Selain karena pengalamannya yang matang, insting dan gerak refleksnya masih sangat jitu.
Begitu juga dengan Persikota. Seperti halnya Persebaya, Withe menilai banyak pemain yang tidak stabil. Klub ini sebenarnya menyimpan banyak pemain bintang. Namun, karena kemampuan mereka tidak stabil, prestasi klub pun merosot. Mulai Jendry Pitoy, Supriyono, Hari Sahputra, Mauly Lessy, Firmansyah, Isnan Ali, Anton Hermawan, Mardiansyah, dan Aliyuddin.
"Namun sayang, kondisi mereka tidak stabil dan banyak yang cedera sehingga harus absen dari timnas," jelas Fachri. Meski demikian, paling tidak ada dua atau tiga pemain Persikota yang masih masuk nominasi.
Ketua Bidang Timnas Muhammad Zein menilai, menurunnya kualitas beberapa pemain senior disebabkan umurnya yang terus bertambah. Selain itu, mereka sudah terforsir di klub karena minimnya pergantian ketika kompetisi reguler. Di luar faktor itu, faktor internal pemain sendiri yang kurang mampu menjaga dirinya. "Banyak pemain kita yang cepat puas dengan kemampuannya. Mereka lengah sehingga tidak mau berlatih keras sendiri," jelasnya.
Zein menambahkan, untuk persiapan menjamu Turkmenistan, PSSI memang tidak bisa berbuat banyak. Pemain yang diturunkan tidak boleh di luar 50 pemain yang telah didaftarkan ke FIFA sejak awal tahun lalu.
Padahal, kenyataanya banyak pemain yang cedera atau kemampuannya menurun. With pun terpaksa harus memaksimalkan pemain yang ada, tanpa bisa membuat banyak pilihan ke pemain baru. "Tapi, setelah melawan Turkmenistan, Peter bisa memilihnya sendiri untuk persiapan Piala Tiger 2004 di Malaysia dan Vietnam," jelas Zein. (yok)
BEBERAPA NOMINASI PEMAIN TIMNAS:
PERSIJA: Mukti Ali Raja, Ismed Sofyan, Djet Donald La’ala, Aris Indarto, Budi Sudarsono, Ellie Aiboy, Bambang Pamungkas, Warsidi, Agus Indra Kurniawan, Aples Gideon Tecuari, dan Agus Supriyanto.
PSM MAKASSAR: Ponaryo Astaman, Syamsul Chaeruddin, Ortisan Sallosa, Charis Yulianto, Irsyad, dan Jack Komboy.
PERSIKOTA: Jendry Pitoy, Supriyono, Hari Sahputra, Mauly Lessy, Firmansyah, Isnan Ali, Anton Hermawan, Mardiansyah, dan Aliyuddin.
PERSEBAYA: Hendro Kartiko, Kurniawan Dwi Yulianto.
Sumber: Jawapos