Siapa pun Juaranya, Timnas Harus Maju
Perjalanan lap terakhir LBM 2004 beriiringan dengan "konvoi" sejumlah Pengda PSSI yang mendesak KLB. Apa pun yang terjadi, yang penting sepak bola Indonesia semakin maju.
TAHUN 2004 adalah tahun sarat tantangan. Kompetisi molor berkepanjangan. PSSI didera krisis kepemimpinan. Bahkan kabarnya PSSI juga didera krisis finansial, hingga gaji para pemain Timnas Kualifikasi Piala Dunia tertunggak.
Bagi 100 juta lebih penggila bola di tanah air, agaknya, lap terakhir LBM 2004 jauh lebih menarik dari gejolak internal PSSI itu.
Bagi kaum gibol, yang penting sepak bola kita segera bangkit dari keterpurukan. Timnas senior berhasil menembus papan atas Asia. Yang paling dekat, semoga mampu membuat kejutan di Piala Tiger Desember nanti. Jangka menengah, sponsor semakin bergairah mengucurkan dananya pada klub.
Silakan PSSI berserta seluruh jajaran Pengda dan Pengcab-nya mengoreksi apa yang salah dalam Kongres PSSI 2003 lalu. Kita hanya berdoa, semoga para duta Pengda dan Pengcab menyadari status mereka sebagai wakil ratusan juta rakyat Indonesia. Kalau toh KLB (Kongres Luar Biasa) jadi tergelar, bersuaralah dan berbuatlah yang terbaik. Itu saja harapan kita.
Memang, sepak bola Indonesia masih terpuruk. Namun, seburuk apapun prestasinya, sepak bola tetap merupakan cabang olahraga (cabor) paling digandrungi. Belum ada satu cabor lain pun yang menandingi daya pikatnya.
Karena itu, peningkatan prestasi Timnas, peningkatan kualitas kompetisi antarklub, dan peningkatan wibawa PSSI merupakan dambaan kita semua.
* * *
Ketika tadi malam di Jogjakarta Pengda PSSI Bali, Jatim, Jateng, Jabar, Banten, dan DKI Jaya menggelar pertemuan, di Stadion Mattoangin terjadi kejutan. Sang tamu Persija berhasil menahan laju Juku Eja PSM. Pertandingan berakhir seri 1 - 1. Hasil ini tentu mengubah kalkukasi perebutan tahta juara.
Berarti hasil maksimal PSM di akhir kompetisi (23 Desember mendatang) 63 poin. Berkurang 2 poin dari kalkulasi awal yang 65 poin itu.
Secara tidak langsung, kubu Green Force Persebaya harus mengucapkan matur suwun (terima kasih) kepada pasukan asuhan Sergei Dubrovin itu. Kalau semula kalkulasi peluang: 45 persen PSM, 35 persen Persebaya, 20 persen Persija; kini berubah jadi 40 persen PSM, 35 persen Persebaya, 25 persen Persija.
Satu kelemahan PSM adalah kalah beda gol dengan Persebaya dan Persija. Karena itu, jika Persebaya di akhir kompetisi mampu mendulang 63 poin, maka arek-arek Persebaya-lah yang juara.
Untuk merebut poin keramat 63 itu, Persebaya perlu tambahan 10 poin dari 4 laga sisanya. Tiga kemenangan plus 1 seri.
Bisakah itu dilakukan Persebaya? Atau justru Persija yang semakin menggila? Atau, PSM juga yang akhirnya juara karena Persebaya terjegal di luar kandang?
Helvetica
EMPAT KEMUNGKINAN AKHIR
1. PSM juara, meski tertahan seri Persija. Sebab, mereka bisa memenangkan seluruh (3) sisa laganya. Sedangkan Persebaya gagal merebut minimal 10 poin dalam 4 sisa laganya.
PSM, 53 poin (41-26, beda gol 15)
Tanggal Home Away Perkiraan poin
Kamis 25 Nov Persija -- 3 (ternyata seri)
Minggu 28 Nov Persik -- 3
Minggu 19 Des PSPS -- 3
Kamis 23 Des PSMS -- 3
__________________________________________________
Perkiraan poin akhir = 53 + 10 = 63
2. Persebaya merampas mahkota juara karena sukses merebut 10 poin di 4 sisa laganya. Dengan 63 poin, maka Persebaya pasti juara karena beda golnya paling besar.
Persebaya, 53 poin (50-23, beda gol 27)
Tanggal Home Away Perkiraan Poin
Sabtu 27 Nov -- Semen P. 1
Selasa 30 Nov -- Persita 1
Minggu 19 Des Pelita KS -- 3
Kamis 23 Des Persija -- 3
Perkiraan poin akhir = 53 + 8 = 61
3. Kejutan besar terjadi. Persija yang semula diposisikan sebagai underdog, ternyata bisa memenangkan seluruh (4) sisa laganya. Poin akhirnya 63 poin juga. Persija juara kalau
Persebaya kalah di salah satu laga sisanya.
Persija, 51 poin (46-29, beda gol 17)
Tanggal Home Away Perkiraan poin
Kamis 25 Nov -- PSM 0 (ternyata seri)
Minggu 28 Nov Persik -- 3
Rabu 1 Des Persijatim -- 3
Minggu 19 Des -- Persela 0
Kamis 23 Des -- Persebaya 0
___________________________________________________
Perkiraan poin akhir = 50 + 6 = 56
4. Kemungkinan keempat adalah sesuatu yang kita anggap mustahil justru terjadi. Misalnya Persik atau PSMS ternyata juga mampu mencuri poin di Mattoangin. Misalnya lagi, Persebaya kalah di kandang sendiri kala menjamu Persija. Misalnya lagi, Persijatim berhasil menahan seri tuan rumah Persija. Wallahualam
Sumber: Jawapos